Lihat ke Atas

'lihat ke bawah untuk urusan dunia mu, tapi lihat ke atas untuk urusan akhirat mu. Pernah mendengarnya? Tentu saja, itu adalah salah satu
hadits yang disampaikan Rasulullah kepada para shahabat.
Jika untuk urusan dunia kita melihat ke bawah, kita akan tau dan melihat betapa banyak yang masih kekurangan dari kita, betapa ternyata kita masih lebih baik dalam hal keuangan dari mereka.
Banyak yang tidak memiliki rumah, tidak bisa makan sehari 3 kali, bahkan pakaian pun mungkin hanya satu yang melekat ditubuh.
Jika masih galau karna rumah yang tidak bertingkat,  di luar sana masih banyak orang yang beratap kardus, jika merasa kurang dan makan selalu belum puas, di luar sana masih banyak yang makan sehari sekali, bahkan mungkin sehari belum tentu makan, jika masih bingung mencari pakaian yang cocok dan selalu merasa tidak puas dengan pakaian yang dimiliki, di luar sana masih banyak yang memiliki beberapa helai pakaian, bahkan mungkin hanya satu yang melekat ditubuh, jika masih tidak puas memiliki 2 atau 3 pasang sendal dan sepatu, di luar sana banyak yang beralaskan kulit kaki alias tak menggunakan alas apa pun. Namun jika kita melakukan yang sebaliknya,  yaitu justru melihat ke atas untuk urusan dunia, harta berapa pun, rumah semewah apa pun, kendaraan semahal apa pun dan uang sebanyak apa pun, kita tak pernah merasa cukup. Kalau kata orang Jawa "urip iku sawang sinawang".  Hidup itu saling melihat. Kadang kita merasa kita kekurangan dari teman atau tetangga kita, padahal bisa jadi teman atau tetangga tersebut jauh lebih kekurangan dibanding kita. Nah, dengan memiliki sikap selalu melihat ke bawah untuk urusan dunia kita diajak untuk selalu bersyukur, bersyukur dengan apa yang kita miliki dan telah Allah berikan untuk kita.

Lihat ke atas untuk urusan akhirat mu dan jangan melihat ke bawah. Berbeda dengan urusan dunia, urusan akhirat kita harus melihat ke atas.  Melihat orang- orang shalih yang gigih dan semangat dalam beribadah. Bersemangat dalam melaksanakan shalat, baik wajib atau pun sunnah,  dalam beramal shalih, dalam kebaikan,  dalam puasa, dalam membaca Al- Qur'an,  dalam menuntut ilmu dan lainnya. Contoh generasi yang seperti ini adalah para shahabat. Kita bisa mengambil satu contoh para shahabat dan meneladinya dalam urusan akhirat. Jangan terbalik, kita justru selalu melihat ke bawah untuk urusan dunia. Infaq dengan uang paling kecil yang ada didompet, puasa hanya yang wajib saja/ Ramadhan, shalat selalu diakhir waktu, tidak pernah menjalankan ibadah sunnah, jika selalu seperti ini maka kita akan tertinggal dalam urusan akhirat,  padahal urusan yang paling baik dan kelak yang akan menjadi bekal kita adalah amal ibadah kita, terutama shalat kita, karna ia akan menjadi amal yang pertama kali dihisab. Jangan hanya berlomba-lomba untuk terus memperbanyak urusan dunia, ingat akhirat yang kelak menjadi tujuan terakhir kita.
Dzikrul maut atau ingat mati menjadi salah satu penyemangat diri untuk beribadah lebih baik, lebih banyak dan lebih ikhlas dari hari-hari sebelum.  karna kematian tidak menunggu permisi untuk menjemput kita.

0 Response to "Lihat ke Atas "

Posting Komentar